Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya: Pancasila Harus Menjadi Way of Life di Tengah Transformasi Zaman

Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya | Foto: DPR RI (dok)

Jakarta, PR Politik (21/12) – Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menekankan pentingnya ideologi negara sebagai dasar perkembangan dan kemajuan di tengah transformasi zaman. Dalam acara ‘Refleksi Akhir Tahun 2024 BPIP’ yang berlangsung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada Kamis (19/12/2024), Willy menyatakan bahwa pemerintah dan masyarakat harus menjadikan ideologi Pancasila sebagai way of life, baik dalam pikiran maupun tindakan.

“Sebagai orang yang studi dan menulis tentang ideologi Pancasila, saya berpendapat bahwa ideologi bisa maju hanya dengan pikiran, perasaan, dan tindakan,” ujar Willy. Legislator dari Partai NasDem ini menilai bahwa masyarakat seharusnya menyadari bahwa Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang layak dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, Willy mengungkapkan keprihatinannya terhadap pengamalan ideologi Pancasila yang masih jauh dari harapan, terutama dalam kehidupan ketatanegaraan yang kini kental dengan liberalisme. “Sayangnya, kelemahan kita ada di pendekatan metodologi. Jika kita mau jujur, di dada Pancasila itu semua nilai yang disepakati oleh para pendiri negara kita ada. Hanya satu nilai yang tidak pernah mereka terima dan tidak pernah ada di dada Pancasila, yaitu liberalisme. Tapi hari ini, politik, sosial, ekonomi, budaya, semuanya liberal. Di mana dada Pancasila itu?” tanya Willy.

Willy menegaskan bahwa narasi Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung nilai-nilai yang dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa nilai-nilai Pancasila, ia memperingatkan, masyarakat Indonesia akan terpecah belah. “Pancasila hanya akan menjadi mitologi jika hanya dijalankan dengan orientasi bisnis,” tambahnya.

Baca Juga: Nasir Djamil: Menko Hukum-HAM Tidak Sensitif Wacanakan Pelaku Tipikor Cukup dengan Restorative Justice

Atas dasar itu, Willy mengajak para penyelenggara negara yang ditugaskan untuk membumikan Pancasila agar menggunakan pendekatan berbasis gerakan. “Hal yang paling penting dari menjalankan ideologisasi Pancasila adalah dengan Gerakan, bukan bisnis as usual. Pancasila hanya akan menjadi mitologi kalau kita terjebak sebagai orang-orang yang menjalankan bisnis as usual. Harus ada elang pergerakan di sana. Apa itu elang pergerakan? Spirit!” tuturnya.

Baca Juga:  Hinca Panjaitan Kritik Lemahnya Moral Hakim, Desak Penguatan Pengawasan Komisi Yudisial

Selain itu, Willy juga mendorong Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan sejumlah kementerian/lembaga (K/L) untuk memperkenalkan Pancasila tidak hanya secara nasional, tetapi juga transnasional sebagai landasan dalam mengatasi persoalan radikalisme dan terorisme. “Saya berdiskusi dengan Kepala BNPT, Pancasila bukan hanya untuk dalam negeri, tetapi saya menawarkan bagaimana Indonesia menjadi center of excellence dari kontra terorisme, dari program deradikalisasi. Namun, ketika kita tidak bisa berekskresi, berpraktik, bermoral, beretika, way of life, way of thinking, kita akan sulit ke arah sana,” tegas Willy.

 

Sumber: fraksinasdem.org

Bagikan: