Menaker Ajak Serikat Pekerja BUMN Hadapi Disrupsi AI dan Transformasi Industri Hijau dengan Semangat Gotong Royong

Jakarta, PR Politik – Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, mengajak serikat pekerja (SP), khususnya SP di lingkungan BUMN untuk siap menghadapi dua tantangan besar yang akan memengaruhi dunia kerja di masa depan, yakni disrupsi akibat perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan tuntutan transformasi menuju industri hijau (green industry). Menurutnya, peran SP sangat penting dalam mengawal kedua isu strategis tersebut.

“Saya melihat peran serikat pekerja sangat penting untuk mengawal dua isu ini. Semangatnya adalah bagaimana kita bisa menyambut era AI dan transisi energi dengan cara yang adil, inklusif, dan tidak meninggalkan siapa pun,” ujar Menaker Yassierli saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional Forum Komunikasi SP Sekar BUMN Tahun 2025 di Jakarta, Senin (27/10).

Dalam menghadapi perubahan global yang cepat, Menaker Yassierli menekankan bahwa bangsa Indonesia memiliki tiga DNA sosial utama, yaitu gotong royong, kekeluargaan, dan musyawarah mufakat. Nilai-nilai ini dinilai sebagai kekuatan khas bangsa yang dapat menjadi modal besar untuk memperkuat daya saing nasional.

“Saya percaya Indonesia memiliki modal sosial yang luar biasa. Gotong royong, kekeluargaan, dan musyawarah mufakat adalah DNA bangsa kita yang seharusnya memberi energi untuk kemajuan,” katanya.

Ia menyayangkan bahwa nilai-nilai tersebut kini mulai memudar di dunia kerja. Menaker mengajak SP agar semangat gotong royong ini dihidupkan kembali untuk menjawab tantangan AI dan industri hijau. Jika tidak diantisipasi, kondisi ini dikhawatirkan akan membuka peluang bagi tenaga kerja asing mengambil alih peran tenaga kerja dalam negeri.

“Jika tidak diantisipasi, kondisi ini dikhawatirkan akan membuka peluang bagi tenaga kerja asing mengambil alih peran tenaga kerja dalam negeri. Kita tidak boleh kehilangan kesempatan di negeri sendiri,” jelasnya.

Baca Juga:  Kemenperin Genjot Industri Permesinan, Berikan Insentif untuk Kurangi Ketergantungan Impor

Menaker Yassierli menekankan pentingnya transformasi hubungan industrial yang berorientasi pada visi bersama antara manajemen dan serikat pekerja. Transformasi ini akan memperkuat ekosistem hubungan industrial yang berbasis asas kekeluargaan serta berorientasi pada kemajuan bersama.

“Kita perlu mendorong perusahaan agar tidak hanya berorientasi ke dalam (inward looking), tetapi juga ke luar (outward looking) untuk mewujudkan cita-cita bersama, yaitu perusahaan maju, masyarakat sekitar tumbuh, dan pelaku usaha di berbagai tingkatan, UMKM maupun supplier ikut berkembang,” ujarnya.

 

 

sumber : Kemnaker RI

Bagikan: