Jakarta, PR Politik – Anggota Komisi XII DPR RI Nurwayah menilai kehadiran Pertashop dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa, karena mendekatkan akses energi sekaligus membuka peluang usaha kecil dan menengah.
“Pertashop bisa menjadi motor tumbuhnya ekonomi desa karena mendekatkan akses energi sekaligus membuka peluang usaha kecil dan menengah,” ujar Nurwayah di Jakarta, Senin.
Pernyataan tersebut disampaikan terkait langkah Pertamina yang terus mengembangkan jaringan Pertashop di wilayah pedesaan. Program ini tidak hanya menyediakan akses BBM berkualitas, tetapi juga menghadirkan produk non-subsidi seperti Pertamax 92 dan Bright Gas.
Sebagai anggota Komisi XII DPR yang membidangi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM), Nurwayah mengapresiasi upaya Pertamina memperluas distribusi energi hingga ke pelosok negeri. Selain melalui Pertashop, ia menilai program BBM Satu Harga dan jaringan LPG ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) merupakan bukti nyata pemerataan energi bagi masyarakat Indonesia.
Hingga tahun 2025, Pertamina mencatat telah membangun 15.345 titik distribusi BBM dan 269.096 pangkalan LPG di 38 provinsi. Sejak 2017 hingga 2024, perusahaan energi milik negara itu juga menghadirkan 573 lembaga penyalur BBM Satu Harga di berbagai daerah. Program ini memastikan harga BBM di wilayah terpencil setara dengan harga di perkotaan.
Adapun distribusi BBM Satu Harga tersebar di sejumlah wilayah, meliputi 86 titik di Sumatera, 112 titik di Kalimantan, 60 titik di Sulawesi, 102 titik di Nusa Tenggara, 87 titik di Maluku, 121 titik di Papua, serta lima titik di Jawa dan Bali.
Menurut Nurwayah, sebaran tersebut mencerminkan komitmen kuat pemerintah melalui Pertamina untuk menghadirkan energi yang merata.
“Menembus daerah 3T tentu bukan hal mudah, tetapi justru di situlah kehadiran negara dibutuhkan. Keadilan energi ini selaras dengan amanat sila kelima Pancasila,” kata Nurwayah.
Di sektor LPG, Pertamina juga menjalankan program One Village One Outlet (OVOO). Hingga kini, tercatat 70.448 desa dan kelurahan atau sekitar 98 persen wilayah Indonesia telah memiliki pangkalan LPG.
Nurwayah menegaskan program tersebut sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi rumah tangga dengan harga yang lebih terjangkau. Ia menilai ketersediaan energi murah dan merata merupakan fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan pasokan yang terjamin, aktivitas masyarakat mulai dari rumah tangga hingga pelaku UMKM dapat berjalan lebih produktif.
“Energi tidak sekadar komoditas, melainkan penopang utama daya saing ekonomi nasional,” pungkasnya.
Sumber: fraksidemokrat.com