Jelang HDI, DWP Kemensos Kunjungi Solo: Dorong Inklusivitas dan Pemberdayaan Disabilitas Melalui Seni Batik

Solo, PR Politik – Jelang peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI), Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial, Fatma Saifullah Yusuf, didampingi Penasihat II DWP Kemensos, Intan Agus Jabo Priyono, melakukan kunjungan kerja ke Kota Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (12/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Sosial meneguhkan komitmen terhadap inklusi, pemberdayaan, dan transformasi sosial bagi penyandang disabilitas di Indonesia.

Kunjungan difokuskan pada dua sentra batik: Batik Owens di Solo dan Batik Ciprat Jombor di Kabupaten Sukoharjo, sebagai upaya menunjukkan bahwa pemberdayaan penyandang disabilitas dapat berjalan beriringan dengan pelestarian warisan budaya bangsa.

Di Batik Owens, desainer dan pengusaha Owens Joe menyambut rombongan dan bercerita tentang dedikasinya melestarikan nilai batik.

“Batik adalah cermin nilai dan ketekunan bangsa. Kami percaya, semangat membatik dapat menjadi ruang tumbuh bagi siapa pun, termasuk penyandang disabilitas. Mereka bukan hanya penerima manfaat, tetapi juga calon pencipta dan penjaga warisan budaya,” ujar Owen Joe.

Perjalanan dilanjutkan ke Batik Ciprat Jombor, tempat penyandang disabilitas mengekspresikan kreativitas melalui seni batik ciprat. Suasana haru terasa saat Fatma berkolaborasi langsung, mencipratkan warna di atas kain bersama para pengrajin.

“Setiap cipratan warna yang lahir dari tangan mereka adalah keberanian. Mereka tidak menyerah pada keterbatasan, tetapi menjadikannya sumber kekuatan,” tutur Fatma haru.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Fatma membeli sejumlah hasil karya batik ciprat Jombor dan menyerahkan Bantuan ATENSI berupa kebutuhan dasar dan perlengkapan rumah tangga kepada 13 penerima manfaat (PM) pembatik disabilitas.

“Bantuan ini bukan sekadar dukungan material, tetapi bentuk penghargaan atas semangat dan karya mereka. Kita ingin memastikan tidak ada yang tertinggal dalam perjalanan menuju kemandirian sosial,” tegas Fatma.

Baca Juga:  Kemenhub Mendukung Pemeriksaan BPK RI, Optimistis Raih Opini WTP

Dalam dialog tersebut, Owen Joe berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pengrajin Batik Ciprat Jombor, memberikan pelatihan dan pendampingan teknik baru seperti eco-discharge untuk meningkatkan keragaman dan daya saing karya disabilitas.

Fatma menyambut hangat inisiatif ini. “Kreativitas adalah pintu menuju kemandirian. Ketika dunia usaha mau membuka ruang berbagi, maka budaya dan inklusivitas tumbuh bersama — saling memperkuat dan memberi nilai,” ungkap Fatma.

Ia juga menggarisbawahi bahwa Kementerian Sosial telah menggunakan batik ciprat karya disabilitas sebagai seragam resmi pegawai Kemensos, sebagai bentuk nyata dukungan terhadap hasil karya disabilitas sekaligus simbol transformasi cara pandang terhadap inklusi sosial.

Penasihat II DWP Kemensos, Intan Agus Jabo Priyono, menegaskan komitmen DWP Kemensos memperkuat jejaring pemberdayaan. “Inklusivitas harus dihidupkan di setiap lini mulai dari keluarga, komunitas, hingga dunia kerja. Batik adalah cara kita menjahit kemandirian itu,” ujarnya.

Melalui kemitraan ini, DWP Kemensos ingin membangun rantai nilai ekonomi batik yang inklusif, menjadikan penyandang disabilitas sebagai subjek aktif dalam proses penciptaan. Kunjungan ini menjadi simbol bahwa inklusivitas adalah gerakan berkelanjutan, di mana pelestarian budaya dan pemberdayaan sosial berjalan seiring.

“Kita ingin karya teman-teman disabilitas bukan hanya dikenal, tetapi diakui sebagai bagian dari identitas bangsa. Setiap warna pada kain mereka adalah cerita perjuangan — dan hari ini, kita bersama menuliskannya,” tutup Fatma.

 

 

sumber : Kemensos RI

Bagikan:

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Infografis Terbaru