Jakarta, PR Politik – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad terus mencetak sumber daya manusia (SDM) industri yang unggul dan berdaya saing melalui penyelenggaraan pendidikan vokasi industri. Minat masyarakat terhadap pendidikan vokasi di lingkungan Kemenperin menunjukkan peningkatan signifikan tahun ini, dengan rasio pendaftar pada tahun ajaran 2025 mencapai 1:18,2, naik 21,33 persen dibandingkan tahun 2024 yang sebesar 1:15.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, tren positif ini menjadi indikator meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap mutu pendidikan vokasi industri yang diselenggarakan oleh Kemenperin.
“SDM industri yang unggul adalah SDM yang mampu berkompetisi di kancah global. Kenaikan animo pendaftar ini menunjukkan semakin tingginya kesadaran generasi muda bahwa pendidikan vokasi adalah jalan strategis untuk berkontribusi dalam pembangunan industri nasional,” ujar Menperin Agus dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/10).
Menperin menegaskan, penguatan sektor pendidikan vokasi adalah bagian penting dalam agenda pembangunan industri nasional. Dengan pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), lulusan tidak hanya siap bekerja, tetapi juga mampu berinovasi dan menjadi motor penggerak industri.
“Kami terus memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia industri, dan lembaga pendidikan agar kebutuhan tenaga kerja industri dapat terpenuhi dengan baik, sesuai tuntutan era transformasi industri,” tegasnya.
Data Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin mencatat total sebanyak 82.655 pendaftar mengikuti seleksi penerimaan peserta didik baru di 11 Politeknik dan 2 Akademi Komunitas di bawah binaan Kemenperin. Kenaikan animo terjadi secara merata di seluruh satuan pendidikan, di mana penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui program Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS) yang terdiri dari tiga jalur.
Kepala BPSDMI Masrokhan menjelaskan, peningkatan minat masyarakat menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi industri semakin relevan.
“Model pembelajaran berbasis praktik selama 12 bulan di industri menjadi daya tarik utama bagi calon mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mengasah kompetensi langsung di dunia kerja,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kemenperin, Wulan Aprilianti Permatasari, menambahkan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari pembaruan kurikulum yang adaptif dan peningkatan kompetensi dosen.
“Kami terus menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan teknologi industri terkini, seperti digitalisasi manufaktur, otomasi, dan energi hijau. Tujuannya agar lulusan pendidikan vokasi Kemenperin benar-benar siap menghadapi tantangan industri masa depan,” jelas Wulan.
sumber : Kemenperin RI















