Jakarta, PR Politik – Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyoroti lemahnya komunikasi publik pemerintah dalam menghadapi derasnya arus misinformasi di media sosial, khususnya terkait isu-isu kesehatan seperti vaksinasi TBC. Menurutnya, narasi resmi pemerintah kerap tenggelam oleh opini negatif yang lebih cepat dan luas menyebar.
“Klarifikasi yang disampaikan pemerintah sering kalah cepat dan kalah gaung dibandingkan misinformasi yang disebarkan kelompok oposisi dan akun-akun antivaksin. Narasi negatif itulah yang kemudian lebih mendominasi percakapan publik dan membentuk opini yang keliru di masyarakat,” ujar Ismail dalam Diskusi Publik “Komunikasi Merah Putih” di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, Minggu (11/5/2025).
Ia mencontohkan bagaimana isu vaksin TBC langsung mendapat respons negatif dari publik. “Narasinya Indonesia jadi kelinci percobaan, bahkan dihubungkan dengan kasus di India yang katanya 47 ribu anak lumpuh setelah vaksinasi,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Dr. M. Saifullah, menekankan pentingnya strategi komunikasi politik yang matang dan terencana. Ia menilai strategi komunikasi menjadi kunci dalam membentuk persepsi positif di tengah derasnya informasi digital.
“Citra Prabowo yang kini dikenal ramah dan digemari anak muda, bukan terjadi secara tiba-tiba. Itu hasil dari komunikasi yang strategis dan disesuaikan dengan kebutuhan audiens hari ini,” jelas Saifullah.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan sekaligus Juru Bicara Istana, Ujang Komarudin, menggarisbawahi pentingnya penyampaian capaian pemerintah secara utuh dan berimbang kepada publik. Ia menyayangkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui program-program besar Presiden Prabowo Subianto.
“Seringkali masyarakat tidak tahu apa saja yang sudah dilakukan pemerintah. Akibatnya, muncul banyak serangan dan nyinyiran. Kritik itu sah, tapi fakta juga harus disampaikan,” kata Ujang.
Ia menyebutkan sejumlah program strategis yang telah dijalankan Kabinet Merah Putih dalam tujuh bulan terakhir, seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah menjangkau lebih dari 3 juta penerima manfaat, serta Program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Selain itu, reformasi dalam pendataan sosial melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) juga menjadi sorotan sebagai langkah besar pemerintah dalam membenahi sistem bantuan sosial dan subsidi.
“Program MBG bahkan menarik perhatian dunia, termasuk Bill Gates yang datang langsung ke Indonesia untuk melihat program ini berjalan,” pungkas Ujang.
Diskusi publik ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara strategi komunikasi dan pencapaian nyata di lapangan agar kepercayaan publik terhadap pemerintah tetap terjaga di era informasi yang penuh tantangan.
Sumber: sindonews.com















