Jakarta, PR Politik – Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Abdul Hakim Bafagih menyatakan optimisme bahwa Indonesia mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor gula dan bahkan berpeluang menjadi negara pengekspor gula konsumsi di masa depan.
Abdul Hakim menjelaskan, kebutuhan gula konsumsi nasional saat ini mencapai sekitar 2,8 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru sekitar 2,5 juta ton. Artinya, terdapat kekurangan sekitar 300.000 ton yang masih harus dipenuhi melalui impor.
Untuk menutup kekurangan tersebut, Abdul Hakim mendorong pemerintah dan pelaku industri gula nasional agar mengoptimalkan kapasitas produksi di dalam negeri.
“Nanti pasti akan ketemu angka pastinya berapa sih gula konsumsi nasional, apakah benar 2,8 juta ton atau justru di bawah itu. Setelah itu baru kita sinkronkan dengan kapasitas produksi yang ada. Apakah kita bisa swasembada gula? Sangat bisa. Apakah kita bisa ekspor? Saya yakin kita bisa ekspor gula konsumsi, itu sangat mungkin,” ujar Abdul Hakim dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Politisi PAN tersebut menilai optimisme ini didukung oleh kemajuan sejumlah perusahaan gula nasional, baik milik PTPN maupun perusahaan swasta, yang terus meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksinya.
Ia menegaskan bahwa untuk mencapai kedaulatan gula nasional, diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, BUMN, sektor swasta, dan petani tebu.
“Kunci suksesnya adalah kolaborasi. Semua pihak harus bergerak bersama, dari hulu hingga hilir, agar produksi gula kita meningkat secara signifikan dan mampu memenuhi kebutuhan nasional tanpa impor,” tegas Abdul Hakim.
Selain itu, Abdul Hakim juga menyoroti pentingnya keakuratan data kebutuhan gula nasional agar kebijakan impor maupun produksi dapat disesuaikan secara tepat dan efisien.
“Dengan data yang valid dan dukungan kebijakan yang konsisten, saya percaya Indonesia tidak hanya bisa swasembada gula, tapi juga berpotensi mengekspor gula konsumsi dalam waktu dekat,” pungkasnya.















